Minggu, 16 September 2012

PROSES PELILINAN


Pelapisan dengan lilin pada buah dan sayuran telah dilakukan sejak tahun 1920. Dimana bahan dari lilin tersebut terbuat bukan dari proses kimiawi melainkan dari bahan alami seperti Carnauba Wax, daun Palem Brasil, Candellia Wax, dari tanaman sejenis EuphorbiaShellac jenis food grade yang terbuat dari sejenis kumbang di India dan Pakistan. Di Amerika bahan lilin tersebut harus disertifikasi keamananan (untuk dikonsumsi) oleh badan yang khusus mengurusi konsumsi yaitu FDA (Food and Drug Administration).
Menurut Food and Drug Administration (FDA) Amerika, seperti dikutip dari Go Ask Alice, Senin (8/2/2010), lapisan lilin yang banyak dipakai pada buah-buahan berasal dari bahan alami (non petroleum-based) dan aman dipakai untuk semua jenis makanan.
Menurut Pantastico (1986), pelapisan lilin merupakan usaha penundaan kematangan yang bertujuan untuk memperpanjang umur simpan produk hortikultura. Pemberian lapisan lilin ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kehilangan air yang terlalu banyak dari komoditas akibat penguapan sehingga dapat memperlambat kelayuan karena lapisan lilin menutupi sebagian stomata (pori-pori) buah-buahan dan sayur-sayuran, mengatur kebutuhan oksigen untuk respirasi sehingga dapat mengurangi kerusakan buah yang telah dipanen akibat proses respirasi, dan menutupi luka-luka goresan kecil pada buah. Pelapisan lilin dapat menekankan respirasi dan transpirasi yang terlalu cepat dari buah-buahan dan sayur-sayuran segar karena dapat mengurangi keaktifan enzim-enzim pernafasan sehingga dapat menunda proses pematangan. Keuntungan lainnya yang diberikan lapisan lilin ini pada buah adalah dapat memberikan penampilan yang lebih menarik karena memberikan kesan mengkilat pada buah dan menjadikan produk dapat lebih lama diterima oleh konsumen.
Namun demikian pelapisan lilin tidak dapat mengatasi kebusukan, untuk lilin sering dikombinasikan dengan fungisida dan bakterisida. Berbagai jenis fungisida atau bakterisida dapat digunakan untuk mengendalikan pembusukan pada buah selama penyimpanan, salah satunya adalah Benlate 50. Benlate termasuk kelompok fungisida benzimidazoles dengan nama umum Benomil dan merupakan fungisida yang aman untuk digunakan (Juran, 1971). Menurut Chiang (1973) dan Eckert (1996), pertumbuhan jamur pada buah yang disimpan akan mempercepat kerusakan buah, meningkatkan proses respirasi pada buah sehingga proses degradasi senyawa-senyawa makromolekul menjadi mikromolekul dan molekul-molekul terlarut menjadi cepat. Penggunaan Benlate sangat efektif menekan pertumbuhan jamur selama penyimpanan buah sehingga kerusakan buah akibat pertumbuhan jamur dapat ditekan. Dengan demikian proses respirasi berjalan lambat sehingga proses degradasi makromolekul juga lambat. Hal ini mengakibatkan kehilangan bobot buah menjadi kecil, perubahan warna berjalan lambat, total padatan terlarut menjadi sedikit serta kadar vitamin C dapat dipertahankan karena proses oksidasi.
Menurut Eckert (1996), penggunaan Benlate dengan konsentrasi rendah tidak mempengaruhi rasa dan sekaligus dapat berfungsi sebagai bahan anti bopeng sehingga penampakan buah lebih baik.
Tebal lapisan lilin harus seoptimal mungkin. Jika lapisan terlalu tipis maka usaha dalam menghambatkan respirasi dan transpirasi kurang efektif. Jika lapisan terlalu tebal maka kemungkinan hampir semua pori-pori komoditi akan tertutup. Apabila semua pori-pori tertutup maka akan mengakibatkan terjadinya respirasi anaerob, yaitu respirasi yang terjadi tanpa menggunakan O2sehingga sel melakukan perombakan di dalam tubuh buah itu sendiri yang dapat mengakibatkan proses pembusukan lebih cepat dari keadaan yang normal (Roosmani, 1975). Pemberian lapisan lilin dapat dilakukan dengan penghembusan, penyemprotan, pencelupan (30 detik) atau pengolesan (Pantastico, 1986).
Menurut Pantastico (1996), pelilinan dapat mencegah kehilangan air 30 – 50 % dari kondisi umum. Dengan konsentrasi lilin yang semakin tinggi menutupi permukaan buah maka kehilangan air akibat transpirasi dapat dicegah sehingga persentase susut bobot kecil. Semakin tinggi konsentrasi lilin mengakibatkan semakin kecilnya rongga udara sehingga proses respirasi dan oksidasi semakin lambat dan proses degradasi klorofil terhambat, dengan demikian perubahan warna buah semakin lambat.
Berikut ini adalah konsentrasi emulsi lilin optimal pada beberapa komoditas hortikultura yang diberikan pada tabel 1. sebagai berikut :
Tabel 1. Konsentrasi emulsi lilin optimal pada beberapa komoditas hortikultura
Komoditas
Konsentasi lilin optimal (%)
AlpukatApel
Cabe
Jeruk
Kentang
Mangga Alphonso
Nanas
Pepaya
Pisang Raja
Wortel
48
12
12
12
6
6
6
9
12
Sumber : Balai Hortikultura
Pelapisan lilin untuk buah-buahan pada umumnya menggunakan lilin lebah yang dibuat dalam bentuk emulsi lilin dengan konsentrasi 4% sampai dengan 12%. Sedangkan kepekatan emulsi lilin yang ideal untuk buah alukat adalah emulsi lilin 4%. Untuk membuat lapisan lilin 4 % dilakukan pencampuran emulsi lilin 12% dengan 2 bagian air. Berikut ini adalah komposisi dasar emulsi lilin 12 % yang diberikan dalam tabel 2. sebagai berikut :
Tabel 2. Komposisi dasar emulsi lilin 12%
Bahan Dasar
Komposisi
Lilin lebahTrietanolamin
Asam oleat
Air panas
120 gram40 gram
20 gram
820 gram
Sumber : Balai Hortikultura, 2002
Lilin adalah ester dari asam lemak berantai panjang dengan alkohol monohidrat berantai panjang atau sterol (Bennett, 1964). Lilin lebah merupakan lilin alami komersial yang merupakan hasil sekresi dari lebah madu (Apis mellifica) atau lebah lainnya. Madu yang diekstrak dengan sentrifusi sisir madunya dapat digunakan lagi, sedangkan yang diekstrak dengan pengepresan mengakibatkan sarang lebah hancur. Sarang yang hancur dapat dijadikan lilin atau dapat dibuat untuk sarang baru. Hasil sisa pengepresan dan sarang yang hancur dicuci dan dikeringkan, kemudian dipanaskan sehingga menjadi lilin atau malam (Winarno, 1981). Lilin lebah pada umumnya digunakan sebagai bahan kosmetik, bahan pembuat lilin bakar, dan industri pemeliharaan. Lilin ini berwarna putih kekuningan sampai coklat, titik cairnya 62.8-70 oC dan bobot jenisnya 0.952-0.975 kg/m3. Lilin lebah banyak digunakan untuk pelilinan komoditas hortikultura karena mudah didapat dan murah (Bernett, 1964). Lilin karnauba merupakan lilin yang didapat dari pohon palem (Copernica Cerifera). Sedangkan lilin spermaceti adalah lilin yang didapat dari kepala ikan paus (Phesester macrocephalus). Lilin ini banyak digunakan dalam industri obat dan kosmetik (Bernett, 1964 dalam Pantastico 1986).
Menurut Dominica (1998) diketahui bahwa kombinasi perlakuan suhu dingin (15-18 oC) dapat memperpanjang umur simpan buah selama 7 hari. Salah satu contohnya adalah jeruk pacitan, kesegaran buah dapat dipertahankan dengan pemberian lapisan lilin 6% setelah disimpan pada suhu rendah (Nainggolan, 1992).
Emulsi lilin yang dapat digunakan sebagai bahan pelapisan lilin harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu tidak mempengaruhi bau dan rasa yang akan dilapisi, mudah kering dan jika kering tidak lengket, tidak mudah pecah, mengkilap dan licin, tidak menghasilkan permukaan yang tebal, mudah diperoleh, murah harganya, dan yang terpenting tidak bersifat racun (Roosmani, 1975).
Cara Pelapisan lilin untuk buah-buahan
Setelah buah dipanen, buah disortir dengan baik dengan kematangan yang seragam, kemudian buah dicuci dengan air bersih, dibersihkan dengan cara disikat untuk membuang segala kotoran yang menempel pada kulitnya dimana tentu proses ini akan menghilangkan lapisan lilin natural tersebut dan ditiriskan. Kemudian buah dicelupkan ke dalam larutan lilin benlate dengan konsentrasi tertentu selama 1 menit, lalu ditiriskan kembali. Selanjutnya buah dicelupkan kedalam emulsi lilin selama 30 detik, ditiriskan dan diangin-anginkan agar cepat kering dan pelapisan merata. Lilin yang digunakan untuk memoles sekitar setengah kilogram dan dapat digunakan untuk memoles sampai sekitar 160.000 buah atau sekitar 2 tetes lilin sudah cukup untuk melapisi 1 buah.

Senin, 05 Desember 2011

cara memilih dan menyimpan kentang

Kentang yg baikà cukup keras, kulitnya mulus dan permukaanya rata. Pilih yang tidak banyak matanya dan bebas dari noda hijau. Kentang yang bergelombang, membutuhkan waktu lebih saat pengupasan.
Hindari noda hijau pada kentang à solanin + pahit
simpan di tempat yang kering, gelap, dan sejuk. Kentang jangan dicuci sebelum digunakan. Tidak dianjurkan menyimpan kentang dalam lemari pendingin. Simpan kentang jauh-jauh dari bawang supaya tidak cepat busuk.
Kentang dapat dibekukan sampai tiga bulan. Caranya, kupas, cuci, dan potong tipis-tipis. Rendam dalam air selama 2 menit. Cuci kembali dalam air dingin, keringkan, dan simpan dalam kantung plastik di freezer.

manfaat dan kelemahan kentang

          MANFAAT

Pencegahan kanker
Pengobatan asam urat, ginjal, system lambung, dan jantung
Kesehatan lever, jaringan tubuh dan otot 
Proses peremajaan sel-sel/jaringan tubuh

KELEMAHAN

mempunyai indeks glycemia yang cukup tinggi dan mengandung solanin.
Glycemia tinggi à menaikkan insulin + gula darah
Solanin bila terlalu banyak à mual, muntah dan diare

pencucian dan pengemasan ( kentang)

pencucian
Pencucian bertujuan untuk menghilangkan kotoran, residu pestisida, dan sumber-sumber kontaminasi.
Kentang konsumsi yang akan dijual ke supermarket harus dicuci agar umbi bersih dan penampilannya lebih menarik.
kentang bibit tidak dicuci karena pencucian akan menyebabkan umbi busuk.


pengemasan
Kemasan berfungsi untuk melindungi hasil terhadap kerusakan, mengurangi kehilangan air, dan mempermudah pengangkutan dan perhitungan.
Syarat-syarat kemasan yang baik tidak toksik, dapat menjamin sanitasi dan syarat-syarat kesehatan, serta ukuran, bentuk, dan berat harus sesuai dengan bahan yang akan dikemas.
Jenis kemasan yang digunakan  karung jala, peti kayu, tolok, dan polynet.

sortasi (kentang)

pengkelasan di gudang
Kentang  ukuran AL + AB à gudang kentang konsumsi
Kentang ukuran ares à gudang kentang bibit
AL disimpan saja di gudang.
AB disortasi kembali berdasarkan penampakan fisik seperti umbi bagus, umbi jelek atau afkir (umbi terkena cangkul saat panen, belah, tergores, dan berlubang), dan busuk.
Dikelaskan lagi menjadi AL,AB dan bibit
AL +ABà gudang ritel à pemasaran
Bibit à disimpan di gudang
Kentang ukuran ares juga disortasi lagi à baik + jelek

pengkelasan di lapangan

Kegiatan sortasi mulai dilakukan sejak masih di lapangan.
Umbi  kentang yang telah dipanen dan kering, dipilih berdasarkan ukuran.
Umbi dipisahkan antara umbi yang baik, afkir, dan busuk.
Umbi yang baik tersebut dikelaskan menjadi AL (besar), AB (sedang), dan  Ares(kecil) kemudian dimasukkan kedalam karung jala dengan kapasitas 38-40  kg.
pengkelasan ukuran
Kelas I: umbi ukuran besar.
kelas II: umbi ukuran sedang.
kelas III: umbi ukuran kecil.
Umbi kelas I disimpan di krat, dan umbi kelas II dan III disimpan di tolok.


Sabtu, 03 Desember 2011

pasca panen kentang

Umur panen kentang bibit antara 100-110 HST, sedangkan untuk kentang konsumsi berumur sekitar 120 HST.
Kriteria panen dapat dilihat dari kemungkinan kulit umbi tidak terkelupas bila terkena gesekan.
Panen dilakukan saat cuaca cerah dan tidak turun hujan supaya umbi yang dihasilkan kering.
Saat turun hujan biasanya panen dihentikan karena bila panen tetap diteruskan, umbi akan basah sehingga dapat menyebabkan umbi busuk dan penyimpanan di gudang sangat beresiko munculnya jamur dan sumber penyakit lainnya.
Kentang yang telah dipanen langsung dibawa ke gudang penyimpanan. 
Gudang untuk menyimpan bibit kentang dipisahkan dengan gudang untuk menyimpan kentang konsumsi. 
Gudang harus memenuhi persyaratan seperti ventilasi udara dan penyebaran cahaya yang baik, serta kebersihan gudang tetap terjaga yaitu bersih dari sisa-sisa kotoran umbi yang busuk. 
pemanenan
Penyimpanan kentang konsumsi harus dilakukan di ruangan gelap, suhu rendah, dan kelembaban sedang. Ruang penyimpanan yang terlindung dari cahaya dapat menghambat pertumbuhan tunas dan munculnya warna hijau pada kulit umbi sehingga kentang layak untuk dijual.

kandungan gizi kentang

Kentang memiliki kadar air cukup tinggi, yaitu sekitar 80 persen. Itulah yang menyebabkan kentang segar mudah rusak, sehingga harus disimpan dan ditangani dengan baik. Pengolahan kentang menjadi kerupuk, tepung, dan pati, merupakan upaya untuk memperpanjang daya guna umbi tersebut. 

Pati kentang mengandung amilosa dan amilopektin dengan perbandingan 1:3. Dari tepung dan pati kentang, selanjutnya dihasilkan berbagai produk pangan olahan dengan beragam citarasa yang enak dan penampilan menarik.

Kandungan karbohidrat pada kentang mencapai sekitar 18 persen, protein 2,4 persen dan lemak 0,1 persen. Total energi yang diperoleh dari 100 gram kentang adalah sekitar 80 kkal.
 

Dibandingkan beras, kandungan karbohidrat, protein, lemak, dan energi kentang lebih rendah. Namun, jika dibandingkan dengan umbi-umbian lain seperti singkong, ubi jalar, dan talas, komposisi gizi kentang masih relatif lebih baik.
 

Kentang merupakan satu-satunya jenis umbi yang kaya vitamin C, kadarnya mencapai 31 miligram per 100 gram bagian kentang yang dapat dimakan. Umbi-umbian lainnya sangat miskin akan vitamin C.
 
Kebutuhan vitamin C sehari 60 mg, untuk memenuhinya cukup dengan 200 gram kentang. Kadar vitamin lain yang cukup menonjol adalah niasin dan B1 (tiamin).
 

Dengan mengkonsumsi sebuah umbi kentang yang berukuran sedang, sepertiga kebutuhan vitamin C (33 persen) telah tercapai. Demikian juga halnya dengan sebagian besar kebutuhan akan vitamin B dan zat besi.


Kandungan gizi kentang per 100g BDD disajikan dalam table berikut:Tabel: Kandungan Gizi Kentang per 100 g BDD
Kandungan Gizi
Jumlah
Energi
83,00 kal
Protein
2,00 g
Lemak
0,10 g
Karbohidrat
19,10 g
Kalsium
11,00 mg
Fosfor
56,00 mg
Serat
0,30 g
Besi
0,70 mg
Vitamin A
0,00 RE
Vitamin B1
0,09 mg
Vitamin B2
0,03 mg
Vitamin C
16,00 mg
Niacin
1,40 mg